Gadis Bergelar Sarjana Keperawatan ini Jadi PSK Online di Jember , Melalui Layanan "Open BO"
Ilustrasi layanan Open BO /istimewa |
KABARDESO.COM, JEMBER- AY, gadis asal Banyuwangi ini sudah setahun membuka layanan open Booking Out (BO), alias Pekerja Seks Komersial (PSK) online di sebuah indekos daerah Kampus di Jember Jawa Timur.
Namun siapa sangka , perempuan yang masih berusia 24 tahun tersebut ternyata lulusan Universitas Swasta di Kota Surabaya tahun 2020, dengan gelar sarjana Keperawatan.
Terlihat, dinding di kamar indekos tempat cewek ini melayani kliennya, dihiasi bunga-bunga. Bahkan, dilengkapi televisi.
Dalam melakukan penawaran bisnis prostitusi tersebut, dia cukup memanfaatkan media sosial. Supaya pelanggan mudah menemukan layanan "esek-eseknya".
Aktifitas setiap harinya, dia hanya melihat smartphone, mulai pukul 09.00 hingga pukul 23.000 untuk menengok chat dari pelanggan yang hendak memesan.
" Kadang sehari kadang ada 5- 8 orang, yang minta dilayani. Kadang-kadang cuma satu orang saja. Namanya juga rezeki,"kata AY,Selasa (24/1/2024) malam.
Menurutnya, tarif sekali main tiap-tiap pelanggan berbeda. Karena hal tersebut tergantung kesepakatan dan negosiasi melalui media sosial.
"Ada yang sekali main Rp400.000, ada yang Rp200.000, adapula yang Rp150.000 ribu. Tergantung mereka mau bayar berapa," imbuhnya AY.
Ia mengaku melakukan pekerjaan tersebut, karena terpaksa. Sebab sudah terlilit hutang sebesar Rp200 juta kepada temannya yang harus segera dilunasi dalam jangka waktu setahun.
"Karena ada tanggungan utang itu, saya Open BO, soalnya saya juga butuh pekerjaan yang uangnya cepat," ujarnya,
Dia mengaku bakal berhenti dari pekerjaan tersebut. Jika semua hutang itu, sudah lunas semua. Supaya tidak ada beban lagi.
"Saya sendiri tidak mau terus-terusan kerja kaya gini. Nanti kalau tanggungan nya lunas ya saya berhenti kerja gini," tambah AY.
Mengingat, AY, mengaku sempat pernah berhenti dari pekerjaan esek-esek tersebut selama setahun. Tetapi karena ada hutang, akhirnya kembali lagi ke dunia prostitusi online.
"Karena hutannya gede akhirnya terpaksa kayak gini. Saya dulu sempat berhenti kayak gini, ada mungkin setahun mandek Open BO," paparnya.
"Ya hutang itu sendiri gara-gara gaya hidup. Tapi gimana lagi, mau ngeluh, ya tidak mungkin, soalnya utang tersebut untuk saya sendiri," imbuhnya.
Selain menjadi pekerjaan PSK, AY juga mengaku memiliki usaha rias pengantin. Hasilnya, kata dia, untuk dikirim ke orang tua.
"kalau hasil rias pengantin , saya tabung dan sebagian saya kasih orang tua. Kalau Open BO ini, ya untuk bayar kos dan hutang wes,"katanya.
Oleh karenanya, AY mengaku juga harus membagi waktu, supaya dua pekerjaan yang berbeda tetap bisa berjalan dengan baik dan lancar.
" Kalau ada ada orderan rias pengantin, ya saya libur Open BO nya,kalau sepi rias pengantin, saya buka jasa Open BO,"katanya.
Meski memiliki gelar Sarjana Keperawatan, AY enggan bekerja dan mengabdi di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesamas) sebagai honorer.
Katanya, insentif yang diperoleh menjadi tenaga kesehatan (nakes) honorer di Puskesmas, terlalu kecil, tidak cukup untuk menyambung hidup dalam sebulan.
"Bayarane lo piro? (bayarannya berapa: Red Bahasa Jawa), paling cuma Rp300.000 - Rp600.000 sebulan, gak imbang dengan kerjanya, mending kerja gini (Open BO),"papar AY.
" Apalagi kerjanya tiap hari, ngerawat orang sakit, bersihin darah, bahkan orang mati kadang juga diperiksa, bayarannya kecil, bahkan mungkin bayaran sebulan jadi nakes, setara dengan sekali main mungkin,"pungkasnya.
Sekadar informasi, seluruh narasi yang termuat di media ini adalah fiksi semata, jika ada kesamaan inisial, peristiwa dan tempat, diluar sepengetahuan penulis.
Posting Komentar