Sepuluh Tahun Jadi Relawan Lalulintas, Pria asal Kencong Cuma Dibayar Rp20 Sehari
Telaten: Mat Tohir mengatur kendaraan yang melintas di pertigaan jalan yang berada di Pasar Kencong, Kamis (14/9) |
JEMBER, Kabardeso.Com- Nampak Mat Tohir, masih menggerak-gerakan bendera warna warna merah, bagaikan pengatur lalu lintas kendaraan yang melaju di sekitar pertigaan Jalan Raya Jember-Lumajang yang berada di sebelah timur Pasar Baru Kencong, Kamis (14/9/2022)
Sekitar pukul 11:30 waktu sekitar, dengan memakai rompi berwarna merah, seakan memberikan rasa kepercayaan diri, bagi pria asal Desa Wonorejo, untuk membuat gerakan tangan, dalam memberikan isayarat kepada setiap pengemudi , supaya berhati-hati saat melintasi pertigaan yang dikenal Toko Ijo itu.
Nampak, terkadang terdapat pengendara tiba-tiba mengulurkan tangan , lalu emberikan sedikit uang kepada lelaki berusia 54 tahun itu, saat melitasi pertigaan Jalan raya yang menghubungkan antara Kecamatan Kencong-Semboro dan Gumukmas.
"Sudah sepuluh tahunan jadi kayak gini, nggak digaji," ujar Mat Tohir saat menepi di pinggiran Jalan raya.
Alasannya,mau menjadi relawan ini , sebab sebelumnya dipertigaan Jalan Sukoreno tersebut, sering terjadi kecelakaan, karena memang dilokasi itu juga tidak ada lampu lalu lintas.
"Setelah saya jadi ini, kecelakaan anggak ada, kalau sebelumnya sering ada kecelakaan di pertigaan ini,"kata Mat Tohir.
Selain itu,lanjut dia, sebelum ada relawan, dipertigaan jalan tersebut sangat padat kendaraan, sehingga banyak sekali orang kesulitan mau menyeberang.
"Banyak orang yang kesulitan menyebarng. Akhirnya saya seberangkan, kalau nggak ada yang nyebarngkan, nggak bisa-bisa untuk nyebrang," jelas Mat Tohir lagi.
Selama menjadi relawan Jalan ini, kata dia, sumber pendapatan hanya berasal dari pemberian pengedara yang lewat saja . Sebab, tidak ada tunjangan khusus dari pemerintah.
"Kalau pendapatan nggak nentu, Kira-kira paling dapat ya Rp20 ribu, paling banyak Rp25 ribu, dan itupun harus dibagai, kalau yang disini (relawan) ada orang dua ya dibagi orang dua, kalau disini orang tiga ya kita bagi orang tiga," jelasnya
Bahkan, Mat Tohir mengaku memeperoleh seragam rompi Dinas Perhubungan inj, justru dari pemberian pengendara juga. Artinya, selama jadi relawan lalu lintas, tidak ada fasilitas apapun dari pemerintah.
"Seragam ini dikasih oleh orang-orang yang lewat itu, yang sering mau nyabrang Jalan itu," beber Mat Tohir.
Bapak dua anak ini mengaku bahwa sebenarnya nomonal pendapatan dari relawan, sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Beruntung, masih memperoleh bantuan beras dari Program Keluarga Harapan (PKH).
"Selain jadi ini pengarah Jalan, saya juga becak , soalnya memang sebelumnya saya ini tukang Becak, ada sekitar kurang lebih 30 tahun jadi tukang becak, sampai sekarang,"jelasnya Mat Tohir ini yang beralamat di Dusun Krajan C Desa Wonorejo Kecamatan Kencong.(*)
Posting Komentar